Teknik penjualan yang dikenal sebagai covert selling menghindari kesan terhadap calon pelanggan bahwa mereka sedang memasarkan suatu produk. Kampanye hard selling yang agresif berbeda dengan strategi covert selling. Strategi ini memiliki banyak kesamaan dengan soft selling. Covert selling digadang sebagai keajaiban baru di ranah pemasaran online. Mengingat bahwa hal itu memberikan kesan kepada calon pembeli bahwa penjual sedang tidak menjual dan taktik pemasaran ini berhasil.
Sebagian besar dari kita pasti menyadari betapa tidak nyamannya menghabiskan hari-hari kita dikelilingi oleh berbagai penawaran barang dari toko online. Namun, akan selalu ada orang yang mempromosikan barang mereka secara acak. Inilah alasan mengapa covert selling menjadi lebih dihargai. Taktik ini dimulai dengan narasi tentang bagaimana calon pelanggan tidak tertarik dengan semua promosi yang agresif. Di sisi lain, toko online perlu untuk tetap menjual produk mereka. Terutama di media sosial, di mana pengguna mungkin ingin beristirahat dari paparan konstan terhadap iklan.
Di media sosial, Anda bisa menggunakan taktik yang dikenal sebagai covert selling. Kekuatan covert selling terletak pada konten, cerita dan data, yang pada akhirnya menginspirasi calon pelanggan untuk merasa lebih percaya diri dalam membeli barang-barang Anda.
Covert selling sama dengan penjualan sembunyi-sembunyi, tersembunyi atau terselubung. Taktik penjualan yang dikenal sebagai covert selling mencakup memasukkan informasi terkait penjualan ke dalam pikiran bawah sadar calon pelanggan. Taktik ini mendorong penjual untuk menjual sambil memberi kesan bahwa dia tidak menjual karena terselubung. Targetnya di sini adalah pemikiran bawah sadar calon pelanggan. Akibatnya, pedagang akan menggunakan pernyataan umum, fakta, atau anekdot untuk menarik pelanggan untuk memberikan resposn terhadap penawaran yang dilakukan. Di bidang digital marketing, atau pemasaran online, teknik covert selling ini umum terjadi, terutama dalam bentuk posting status di media sosial.
Bagi Anda para internet seller yang ingin memaksimalkan penjualan dengan strategi covert selling, yuk simak ulasannya.
1. Ceritakan Pengalaman Anda
Teknik covert selling ini pada dasarnya berfokus untuk menarik perhatian orang tanpa memberikan mereka produk dan memanfaatkan rasa ingin tahu seseorang. Oleh karena itu, cara pertama adalah membuat konten berdasarkan pengalaman pribadi. Anda harus mengembangkan keterampilan mendongeng Anda untuk menggunakan strategi ini. Anda bisa memulainya dengan memberikan informasi testimoni dari bisnis online Anda, jadi tidak ada salahnya untuk mencobanya.
Untuk mendapatkan ulasan positif, ciptakan cerita tentang bagaimana pengunjung toko Anda memiliki pengalaman yang menyenangkan. Konten ini bisa dalam bentuk screenshot ulasan pelanggan. Setelah itu, tambahkan caption untuk berterima kasih kepada calon pembeli. Posting ke media sosial setelah itu. Para follower di akun media sosial Anda secara tidak langsung akan melihat postingan tersebut.
2. Berikan Detail untuk Gambar Produk Profesional
Teknik covert selling cocok untuk media sosial. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pilihan platform desain grafis untuk pembuatan konten. Misalnya sediakan data untuk memastikan bahwa citra Anda tampak bagus untuk memaksimalkan covert selling. Informasi tersebut akan memberikan kesan bahwa produk yang Anda jual asli dan berkualitas tinggi. Contohnya, posting informasi bahwa ada beberapa pelanggan Anda yang berubah menjadi pelanggan setia karena puas dengan produk yang Anda jual. Bisa juga dengan membagikan data bahwa reseller kamu berhasil menjual sekian banyak produk. Meskipun terkesan status biasa, konten seperti ini akan memberikan efek penasaran bagi yang membacanya.
3. Gunakan Gambar Visual
Jika covert selling didukung oleh visual yang relevan, itu akan lebih berhasil. Berhati-hatilah untuk tidak mempromosikan produk Anda secara terbuka. Fokus pada tujuan dan ide inti dari strategi covert selling, yaitu untuk menggunakan cara yang tidak biasa. Jika Anda menjual kue, misalnya, Anda mungkin membayangkan kue bolu dan menyajikannya di piring cantik dengan sendok dan teh di sampingnya. Ambil sudut gambar yang bagus. Bagikan foto setelah itu dengan keterangan yang menarik perhatian.
Cara seperti itu sering digunakan dalam inisiatif covert selling. Sisipan foto yang berselera tinggi akan menggugah perhatian banyak orang. Kegembiraan, kesedihan, ketakutan, kemarahan, dan rasa ingin tahu adalah beberapa contoh emosi dan sensasi yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan konten.
4. Konten Berdasarkan Studi Kasus
Seiring berkembangnya teknologi, kemampuan orang untuk memilih konten yang ingin mereka konsumsi semakin canggih. Begitu pula saat menilai iklan atau promosi. Ketika mereka dihadapkan pada pemasaran langsung atau penjualan langsung, ini jelas. Mereka hanya perlu klik sekali untuk beralih ke konten yang lain. Di sisi lain, strategi covert selling bisa menjadi jalan keluarnya. Lakukan riset untuk mempelajari masalah apa yang dihadapi pelanggan ketika mereka membeli suatu produk.
Misalnya untuk pakaian anak, masalahnya bisa karena bahan yang kurang nyaman sehingga tidak menyerap keringat atau desain yang tidak sesuai. Tulis cerita berdasarkan pengalaman pelanggan atau pengalaman pribadi Anda sendiri. Buat konten video atau lakukan wawancara langsung dengan konsumen untuk meningkatkan minat audiens. Dari titik ini, peluang untuk menarik calon sudah Anda dapatkan.
5. Manfaatkan Copywriting
Penjualan online memiliki kekuatan yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam hal ini. Copywriting sangat penting untuk menarik pelanggan potensial ke produk Anda, itu benar. Ingatlah selalu betapa cepatnya informasi berubah pada media modern saat ini. Terkadang penonton terlalu lamban untuk membaca informasi yang terlalu panjang dan lengkap. Kemudian, manfaatkan teknik covert selling dengan membuat tulisan yang mudah dibaca, menarik dan membantu pembaca memahami dengan cepat apa yang Anda sampaikan.
Bercerita adalah teknik covert selling terbaik. Metode ini juga mudah dipahami dan memiliki potensi keterlibatan yang tinggi. Misalnya, Anda dapat menyatakan bahwa produk Anda sejauh ini telah terjual ribuan unit. Oleh karena itu, Anda tidak perlu menyebutkan berapa banyak barang atau berapa lama terjual. Anda memanfaatkan rasa penasaran audiens. Faktanya, teknik covert selling memang berbeda dari taktik konvensional.
Setelah melihat contoh di atas, memahami covert selling tidak terlalu sulit. Selain itu, Anda perlu memahami elemen dasar dari covert selling untuk menghasilkan bahan berkualitas untuk covert selling. Elemen ini memberi Anda kemampuan untuk menghasilkan informasi penjualan yang tidak langsung terlihat tetapi memiliki dampak bawah sadar yang signifikan terhadap calon pelanggan.
1. Curiosity (Membangkitkan Rasa Penasaran)
Membuat orang tertarik dengan konten yang Anda berikan adalah komponen penting dari covert selling. Anda harus membuat konten yang menarik perhatian pembaca dan membujuk mereka untuk bertanya lebih lanjut atau mempelajari lebih lanjut tentang subjek yang ada. Misalnya, meskipun konten tidak secara spesifik menyebutkan nama produk dalam contoh pemasaran terselubung di atas, konten tersebut mendorong pembaca untuk menanyakan atau mempelajari lebih lanjut tentangnya. Selain itu, orang akan mencari tahu tentang produk karena minat atau bahkan bertanya langsung melalui bagian komentar atau email.
2. Ambiguity (Bermakna Ganda)
Penyediaan informasi yang kabur atau membingungkan adalah komponen penting berikutnya dari covert selling. Ini menyiratkan bahwa pembaca yang berbeda dapat menafsirkan konten Anda dengan cara yang berbeda. Anda tidak perlu khawatir tentang bagaimana pembaca akan menafsirkan tulisan Anda. Konten dan produk Anda harus disajikan dengan cara yang akan memengaruhi alam bawah sadar mereka secara positif.
3. Emosional (Membangkitkan Perasaan/Emosi)
Penting untuk mengingat poin ini selain dua poin pertama yang terdaftar. Karena informasi yang digunakan dalam covert selling harus mampu menggugah perasaan calon pelanggan. Saat mereka mendengarkan materi, perasaan mereka akan muncul. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Anda dapat menggabungkan teknik copywriting, story telling dan covert selling. Pancing calon konsumen secara emosional dengan cerita yang menawan.
Strategi penjualan yang sangat efektif adalah covert selling. Penjualan lebih berhasil bila dilakukan secara terselubung dan langsung ke pikiran pembeli. Kekuatan covert selling terletak pada konten, cerita dan data, yang pada akhirnya menginspirasi calon pelanggan untuk merasa lebih percaya diri dalam membeli barang-barang Anda.