6 Tradisi Idul Fitri di Luar Negeri

6 Tradisi Idul Fitri di Luar Negeri

Merayakan lebaran di negeri lain memberi sensasi yang berbeda.  Anda yang sedang kuliah atau kerja di luar negeri, atau menikah dengan orang asing, akan merasakan hari raya tanpa kebiasaan yang 100% sama seperti di Indonesia. Ada banyak tradisi idul fitri di luar negeri yang wajib dipahami sebelum pindah ke sana, agar tidak terjadi culture shock dan membuat stress.

Hari raya lebaran di negara ASEAN ada yang mirip suasananya dengan di Indonesia tetapi ada yang berbeda jauh, terutama jika muslim jadi minoritas. Apalagi jika idul fitri dirayakan di Amerika atau Eropa, suasananya tentu jauh berbeda, tidak ada festival beduk, takbiran keliling, dan lain-lain. Walau tradisinya berbeda tetapi tetap bahagia karena bertemu lagi dengan hari raya.

Merayakan Idul Fitri di Luar Negeri, Seperti Ini Tradisinya

Merayakan lebaran ketika jauh dari tanah air karena tempat dan kulturnya tidak sama. Ada beberapa tradisi dan kebiasaan jika Anda berlebaran di negeri perantauan, di antaranya:

1. Idul Fitri di Amerika Serikat

Merayakan idul fitri di luar negeri seperti di Amerika tentu punya vibes yang jauh berbeda dengan di Indonesia. Di sana, yang berlebaran merupakan minoritas sehingga tidak ada takbiran di kampung atau membuat ketupat dari daun janur. Walau begitu tetap saja disambut gembira karena bisa bersalaman dan bermaafan setelah salat ied.

Setelah salat dan bersalaman maka warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negeri Paman Sam ada yang langsung pulang dan ada pula yang melanjutkan ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Di sana nuansa idul fitri lebih terasa dan bisa bertemu dengan sesama WNI. Tersedia juga makanan khas lebaran seperti di Indonesia yang sangat menggugah selera.

2. Lebaran di Prancis

Prancis adalah negeri yang romantis, tetapi bagaimana nuansa lebaran di sana? Lagi-lagi, WNI yang berlebaran adalah minoritas dan sejak jauh hari mereka cuti ke boss agar bisa salat ied (karena hari raya bukan tanggal merah). Setelah salat ied maka bisa langsung pulang dan merayakannya di rumah.

Namun kebanyakan warga Indonesia di Prancis berkumpul di KBRI atau komunitas pengajian di sana. Dengan beramai-ramai mereka merayakan lebaran dan makan-makan. Di Prancis tentu saja tidak ada ketupat, tetapi mereka yang ingin makan rendang atau opor ayam bisa membeli bahan-bahannya di supermarket (yang memiliki daging dan ayam halal).

3. Tradisi Idul Fitri di Saudi Arabia

Bagaimana nuansa idul fitri di luar negeri tepatnya di Saudi Arabia? Di negeri gurun pasir  ini tentu semua orang menyambut lebaran dengan gembira dan ramai-ramai salat ied di masjidil haram atau masjid lain. Bedanya, setelah salat ied, wanita hanya boleh bersalaman dengan sesama wanita atau yang menjadi muhrimnya.

Setelah salat idul fitri, keluarga di Arab makan-makan dengan menu roti fatoot, nasi kabsa yang terbuat dari beras dan dimasak dengan bumbu-bumbu dan rempah khusus, juga ditambah tomat sehingga rasanya makin nikmat. Nasi kabsa biasa dimakan dengan lauk daging kambing. 

Mirip seperti di tanah air, di Saudi Arabia juga ada kebiasaan memberi angpao alias uang saku kepada bocah-bocah kecil. Setelah makan, mereka mengantonginya dengn gembira.

4. Berlebaran di India

India juga memiliki jumlah penduduk muslim yang banyak walau tak sebanyak di Indonesia. Nuansa lebaran di negei Shah Rukh Khan amat meriah dan para wanita memakai lukisan henna di tangannya sebagai hiasan. Mereka juga memakai baju tradisional sari yang warna-warni.

Makanan istimewa saat berlebaran di India adalah nasi biryani. Nasi ini dimasak dari beras yang diberi bumbu-bumbu khusus seperti jintan dan rempah lain. Memang ada pengaruh dari Arab dalam pembuatan hidangan khas lebaran di India. Setelah itu, masyarakat minum rose sherbat alias sari mawar yang dicampur dengan susu.

5. Merayakan Idul Fitri di Turki

Idul fitri di luar negeri, tepatnya di Turki, juga dirayakan dengan sukacita. Masyarakat di sana menghidangkan makanan manis karena ada tradisi seker bayram yang berarti perayaan gula. Hidangan saat seker bayram antara lain kue khas Turki, baklava. Juga ada kue-kue manis dan coklat praline yang cantik dan rasanya sangat nikmat.

Di Turki ada tradisi unik saat lebaran yakni menjahit baju. Warga di sana tidak shopping di Mall atau  marketplace, tetapi membuat dan menjahit bajunya sendiri. Kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu kala (karena dulu mungkin jarang ada pasar) dan masih diterapkan hingga sekarang.

6. Lebaran Asyik di Afrika Selatan

Di benua Afrika tepatnya di Afrika Selatan, masyarakatnya berlebaran dengan gembira dan makan kue-kue manis. Sama seperti di Indonesia, mereka memakai pakaian baru. Uniknya, baju tersebut masih lengkap dengan label harganya dan malah dipamerkan, menandakan bahwa statusnya masih baru. Anak-anak berkumpul dan berfoto dengan gembira.

Ada banyak tradisi unik yang bisa dirasakan ketika Anda traveling atau kuliah di Prancis, Amerika Serikat, Turki, atau Afrika Selatan. Tiap negara punya cara sendiri untuk merayakan hari idul fitri dan semua orang bergembira. Ada pula makanan manis dan hidangan khas negara-negara tersebut yang dihidangkan khusus untuk para tamu yang sedang silaturahmi lebaran.

Jika Anda sedang merasakan atmosfer idul fitri di luar negeri maka akan sangat merindukan nuansa lebaran di Indonesia yang sangat khas. Jangan sedih karena Anda bisa merayakannya di sosial media dengan meng-upload foto lengkap dengan frame bernuansa lebaran. Dapatkan frame tersebut hanya di Rajaframe.com, banyak pilihan sesuai dengan warna dan desain kesukaan pribadi.

Baca Juga