Setiap tahun, jutaan umat Buddha di seluruh dunia memperingati Hari Raya Waisak dengan penuh khidmat dan harapan. Hari suci ini bukan hanya momen ritual keagamaan, tapi juga simbol kedamaian, kasih sayang, dan refleksi diri nilai-nilai yang sangat relevan di tengah dunia modern yang kian bising dan penuh tekanan.
Pada tahun 2026, Hari Raya Waisak diperingati pada Senin, 25 Mei 2026, bertepatan dengan tanggal 15 bulan Waisak (Vesak) dalam penanggalan lunar Buddhis, atau Hari Purnama Siddhi. Di Indonesia, Waisak juga dikenal sebagai Trisuci Waisak, karena memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Gautama.
Hari Waisak menjadi sangat istimewa karena memperingati tiga momen penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang kelak menjadi Buddha:
Ketiga peristiwa ini diyakini semuanya terjadi pada hari yang sama, yaitu pada malam bulan purnama bulan Waisak. Inilah yang membuat hari ini sangat sakral dan penuh makna.
Di Indonesia, perayaan Waisak dipusatkan di beberapa tempat ibadah besar umat Buddha, terutama di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ribuan umat Buddha dari berbagai negara berkumpul di sini untuk mengikuti prosesi dan ritual keagamaan yang menggetarkan hati.
Beberapa rangkaian kegiatan Waisak yang umum dilakukan:
Suasana Waisak terasa sangat damai, tenang, dan spiritual. Bahkan banyak non-Buddhis yang ikut menyaksikan dan merasakan kekhusyukan perayaan ini.
Dunia saat ini tengah dihadapkan pada berbagai krisis: konflik antarnegara, ketidaksetaraan sosial, kerusakan lingkungan, dan keresahan batin manusia modern. Di tengah semua itu, ajaran Buddha dan makna Waisak hadir sebagai penyejuk.
Waisak mengajak kita semua, tanpa memandang agama, untuk:
Seperti kata Sang Buddha:
"Damai tidak bisa ditemukan di luar. Ia hanya bisa ditemukan di dalam diri."
Maka, Waisak menjadi momen untuk menyalakan cahaya itu cahaya batin yang tenang, penuh kasih, dan bebas dari kebencian.
Meski merupakan hari besar umat Buddha, nilai-nilai yang dibawa Waisak bersifat universal. Ketenangan, cinta kasih, dan penghormatan pada kehidupan adalah kebutuhan semua manusia, apa pun latar belakangnya.
Dalam dunia yang terlalu cepat, kadang kita lupa untuk berhenti, merenung, dan bertanya: "Apakah aku sudah hidup dengan penuh kesadaran? Sudahkah aku membawa manfaat bagi sesama?"
Waisak adalah pengingat lembut bahwa kita bisa selalu memulai ulang, kapan pun, dari mana pun.
Waisak 2026 mengajarkan bahwa kita tak perlu menjadi besar untuk membawa perubahan. Cukup menjadi lilin kecil, menerangi ruang-ruang gelap di sekitar kita: dengan kebaikan, kesabaran, dan ketulusan.
Mari jadikan Waisak bukan sekadar perayaan tahunan, tapi gaya hidup: hidup yang lebih tenang, penuh empati, dan sadar akan pentingnya menjaga kedamaian baik di dalam diri maupun di dunia luar