Mochamad Ridwan Kamil adalah sosok yang cukup terkenal di kota Bandung. Dia adalah walikota yang membawa banyak reformasi di Bandung. Dalam memimpin Kota Kembang, ia menghasilkan sejumlah kemajuan yang signifikan. Akibatnya, ia dianggap sebagai salah satu pemimpin masa depan Indonesia. Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, punya pendekatan tersendiri untuk merangkul anak sebangsanya.
Ia berkomunikasi dengan warganya menggunakan media sosial, khususnya Twitter. Ia juga menggunakan jejaring sosial ini untuk mensosialisasikan program-programnya dan mengikuti berita-berita Bandung. Kisah hidup Ridwan Kamil sebelum menjadi pejabat sangat memotivasi. Berikut biografi dan profil Ridwan Kamil yang juga dikenal sebagai Kang Emil, Gubernur Jawa Barat saat ini, serta biodatanya.
Mochammad Ridwan Kamil atau biasa dipanggil Emil atau Ridwan lahir pada tanggal 4 Oktober 1971 di Bandung, Jawa Barat. Dr. Atje Misbach, S.H dan Dra. Tjutju Sukaesih adalah orang tua dari Ridwan Kamil. Dia adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ridwal Kamil selalu dikenal sebagai anak yang cerdas dan lincah. Dia adalah pekerja berdedikasi yang tidak pernah menyerah.
Dia pantas mendapatkan julukan pengusaha sukses. Sebagai seorang anak, ia dapat menghasilkan banyak uang dengan menjual es mambo buatannya sendiri. Ridwan Kamil sudah terpesona dengan dunia fantasi sejak kecil. Dia senang membaca buku komik dan melihat foto-foto dari berbagai kota di seluruh dunia. Sejak SD, ia sudah memiliki mental wirausaha.
Ridwan Kamil adalah anak laki-laki yang lahir pada tanggal 4 Oktober 1971 di Bandung, Indonesia. Beliau adalah putra dari Dr. Atje Misbach, S.H (alm) dan Dra. Tjutju Sukaesih. Dia adalah anak kedua dari lima bersaudara. Perjuangan Ridwan Kamil untuk bertahan hidup di Amerika berlanjut saat istrinya, Atalia Praratya, bersiap untuk melahirkan anak pertama mereka. Sang ayah, yang kini memiliki dua anak, tidak mampu membiayai kelahiran istrinya, sehingga terpaksa mengaku miskin kepada pemerintah kota setempat agar bisa berobat gratis.Akhirnya, Ridwan Kamil mengantar istrinya ke bangsal rumah sakit tempat dia melahirkan di rumah sakit khusus untuk orang-orang yang tidak mampu. Baginya, pasang surut hidupnya membentuk nilai-nilainya tentang kerasnya kesulitan hidup.
Ridwan Kamil bersekolah di Bandung, kota kembang Indonesia. Di Bandung, Anda bisa menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ia berjualan es mambo saat bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung dari tahun 1978 hingga 1984. Ridwan Kamil terkenal dengan kecerdasannya. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Bandung, di mana ia lulus pada tahun 1987, dan SMA Negeri 3 Bandung, di mana ia lulus pada tahun 1990.
Pada tahun 1995, ia lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan gelar sarjana. gelar dalam arsitektur. Pada usia 24 tahun, ia mendapatkan gelar insinyur dari Departemen Arsitektur ITB. Ia terlibat dalam kelompok mahasiswa dan unit kegiatan seni kampus selama kuliah. Bahkan di bangku kuliah, dia tidak lagi bergantung pada orang tuanya karena dia ingin hidup mandiri. Ridwan Kamil juga terlibat dalam organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan kreatif.
Penggerak bisnisnya telah kembali ke universitas, dan untuk meningkatkan pendapatan untuk pendidikan, dia membuat sketsa cat air atau maket untuk dosen. Ia hanya membutuhkan bantuan beasiswa untuk melanjutkan gelar masternya di University of California, Berkeley, di Amerika Serikat.
Banyak orang mengagumi kemampuannya sebagai seorang arsitek. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global. Bakat Ridwan Kamil membuatnya mendapatkan sejumlah penghargaan. Sebagai hasil dari kesuksesannya sebagai seorang arsitek, ia dipilih sebagai Wali Kota Bandung oleh warganya.
Dia memutuskan untuk mengejar pekerjaan di Amerika Serikat setelah lulus. Karena dampak krisis moneter yang mengguncang Indonesia saat itu, hanya bekerja selama empat bulan. Tapi dia tinggal di Amerika sampai dia dianugerahi gelar master di University of California, Berkeley. Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley, sementara Sambal menyelesaikan gelar masternya. Ia menyelesaikan gelar masternya pada tahun 2001 dan kemudian kembali ke Indonesia pada tahun 2002.
Ridwan Kamil memulai Urbane pada tahun 2004 bersama teman-temannya Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja, dan Irvan W. Darwis. Mereka telah membangun nama internasional dengan mengerjakan proyek-proyek di luar Indonesia, seperti Al-Noor Ecopolis Suriah dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane terdiri dari para profesional muda yang inovatif dan idealis dalam mencari jawaban atas masalah lingkungan dan desain perkotaan.
Di dalam Urbane Community Initiative juga terdapat proyek berbasis lingkungan yang visi dan misinya adalah membantu masyarakat perkotaan dalam memberikan donasi dan memberikan keahlian dalam meningkatkan wilayah sekitarnya. Urbane telah menerima berbagai penghargaan media internasional, termasuk BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada 2008, 2009, dan 2010, serta BCI Green Award pada 2009 untuk proyek desain Rumah Botol dari botol bekas.
Urbane yang didirikan oleh Ridwan Kamil sering mengikuti lomba desain arsitektur tingkat nasional, seperti juara pertama lomba desain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007, juara pertama lomba desain kampus 1 Universitas Tarumanegara tahun 2007, juara pertama di Fakultas Humaniora Universitas Indonesia tahun 2009, dan juara pertama kompetisi desain Sanggar Nagari di Kota Bharu.
Selain itu, Ridwan Kamil berprofesi sebagai dosen di ITB. Selain karyanya dan namanya semakin dikenal masyarakat Bandung, ia sangat prihatin dengan kemajuan kota Bandung.
Pada 2013, ia maju dalam Pilkada Kota Bandung bersama Oded Muhammad Danial yang didukung Partai Gerindra dan PKS. Ia menjabat sebagai Walikota Bandung dari tahun 2013 hingga 2018. Ia sebelumnya adalah seorang arsitek, pendidik, dan aktivis sosial daripada seorang politisi. Mereka memperoleh 45,24 persen suara, mengungguli tujuh pasangan lainnya. Ridwan Kamil terus berinovasi dalam menjalankan tugasnya.
Ketika ia menjadi walikota, ia menerapkan berbagai inisiatif pro-rakyat dan mengembalikan posisi Bandung di seluruh dunia. Puncaknya, ketika Bandung sukses menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA), tak lepas dari pengaruh Ridwan Kamil. Dia telah mendapatkan banyak penghargaan untuk prestasinya. Sejauh ini, usaha dan kreasinya tidak sia-sia.
Prestasinya sebagai salah satu walikota terbesar di Indonesia mendorong PPP, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura untuk mencalonkan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat bersama Uu Ruzhanul Ulum sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Dia mencalonkan diri sebagai gubernur bersama Uu Ruzhanul Ulum dalam pemilihan gubernur Jawa Barat 2018. Ridwan Kamil merasa bisa menjadi pilihan masyarakat Jawa Barat karena kemampuannya memerintah kota Bandung.