Lomba 17 Agustusan adalah momen yang sangat dinantikan tiap tahunnya. Bulan Agustus merupakan bulan dimana Indonesia mendapatkan berkah kemerdekaan. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan lebih dari 350 tahun.
17 Agustus 1945 yang jatuh pada hari Jumat tepat di bulan Ramadhan. Waktu-waktu mustajab dan sangat mulia telah Allah Swt. pilihkan untuk negara kita. Tentunya kemerdekaan tersebut tidak mudah diraih. Namun lebih tidak mudah lagi dipertahankan secara hakiki.
Di Indonesia sendiri untuk merayakan dan memeriahkan hari Kemerdekaan, maka dilaksanakanlah berbagai kegiatan yang seru dan menghibur. Tujuannya agar sesama rakyat Indonesia memiliki kebersamaan dan kekompakan.
Secara tidak langsung, lomba 17 Agustusan juga menjadi sarana merekatkan persatuan kembali. Bahkan ketika ada pertikaian, tidak sedikit yang berakhir baik karena disatukan oleh lomba yang dilaksanakan. Masyarakat tidak akan mudah diadu domba oleh pihak manapun.
Saat ini banyak sekali kreatifitas yang ditunjukan oleh anak bangsa. Berbagai lomba seru dan menghibur dilaksanakan. Dengan sedikit sentuhan tangan panitia, ide-ide lomba dituangkan sehingga menjadi acara yang layak ditonton dan diikuti pastinya.
Lomba 17 Agustusan yang satu ini benar-benar menggelitik. Sangat cocok dilaksanakan di tengah kondisi masyarakat yang sudah terlalu sering terpapar gadget. Akibatnya banyak yang kurang senam wajah. Lomba ini mengharuskan wajah peserta ”ditreatment” sehingga lebih awet muda.
Treatment yang dimaksud adalah proses senam wajah. Peserta menyonyo harus menurunkan karet yang dipasang diatas hidung sampai ke leher. Tentunya tanpa bantuan tangan. Hal ini tentu saja menjadi hiburan yang sangat lucu.
Wajah peserta harus dimiringkan dan ditekuk sana sini demi membuat karet yang berada di atas hidung turun ke leher. Meskipun merupakan salah satu lomba 17 Agustus hemat biaya, namun keseruannya bikin lomba ini terasa mewah. Hahaha.
Perempuan rata-rata jago dandan tapi coba kalau dilakukan dengan mata tertutup. Apa yang akan terjadi? Biasanya alis miring kanan kiri. Bedak cemong, lipstik belepotan. Apalagi kalau lombanya dilakukan berpasangan.
Bisa berpasangan suami dan istri. Ibu dan anak. Bisa juga ayah dan anak. Wah, bayangkan lucunya wajah para peserta yang didandani oleh pasangannya. Dijamin bikin ngakak dan lemas karena tertawa terus menerus.
Anak cowok mana yang tidak suka bermain boleh? Sepak bola adalah olahraga merakyat. Semua kalangan menyukainya. Sepakbola di Indonesia sering dimainkan bahkan pada saat hujan deras sedang mengguyur.
Anak SD pun di sini sudah jago main sepakbola. Gojekannya lihai, gerakannya penuh percaya diri, dan kalau berhasil menyarangkan gol, selebrasinya super keren. Namun, di lomba 17 Agustusan ini dimainkan dengan menutup wajah pemain bola dengan corong raksasa.
Alhasil para pemain akan kesulitan mengarahkan dan menggiring bola tersebut ke gawang lawan. Boro-boro menghasilkan gol, kelihatan saja dimana bolanya berada sudah merupakan anugerah.
Dua orang duduk berhadapan di atas kayu panjang. Masing-masing memegang guling. Guling itu akan digunakan untuk memukul jatuh lawannya sampai ke tanah. Agar lebih seru dan mengegangkan umumnya panitia akan meletakan para peserta di atas kolam atau tanah berlumpur.
Agar sukses menjatuhkan lawan, maka tenaga peserta harus kuat untuk dapat memukulkan dengan keras guling ke arah lawan. Keseimbangan lawan akan terganggu dan jatuh. Mereka yang berhasil menjatuhkan terlebih dahulu adalah pemenangnya.
Lomba 17 Agustus kreatif ini tidak seperti balap karung yang biasa dilakukan dalam posisi berdiri. Lomba ini mengharuskan peserta jongkok dan diikat dalam karung sehingga hanya kepalanya saja yang terlihat. Siapa yang sampai garis finish pertama akan menjadi pemenang.
Kenapa disebut motoGP? Sebabnya, para peserta mengenakan helm sehingga terlihat seperti pembalap motoGP. Tidak mudah jalan jongkok di dalam karung lho. Salah gerak sedikit bisa jatuh terguling. Bila sudah terjatuh tidak mudah untuk bangun lagi.
Lomba 17 Agustusan ini seru sekali dan menggelitik. Para pemain berlomba-lomba meraih puncak pohon pinang. Pohon itu tentu saja tidak mudah dinaiki karena telah dilumuri oli sampai licin sekali. Di puncak pohon sudah tergantung hadiah-hadiah yang banyak sekali.
Bahkan ada sepeda yang tergantung sebagai hadiahnya. Nah untuk meraihnya, para peserta harus bekerja sama dengan peserta lainnya. Sangat tidak mungkin melakukannya sendiri. Jadi ada beberapa orang yang akan menjadikan pundak bahkan kepalanya sebagai pijakan bagi yang bertugas menjadi pengambil hadiah.
Disinilah diperlukan strategi. Mereka yang berbadan kuat umumnya melaksanakan tugasnya di bagian bawah menahan teman-temannya yang naik ke atas.
Bagaimana cara memasukaknnya jika mata tertutup? Peserta bermain berpasangan. Seorang matanya ditutup dan pinggangnya diikat dnegan tali dan diujungnya diikat pensil. Seorang lagi sebagai pemberi aba-aba.
Satu hal yang membuat lomba 17 Agustusan ini jadi super seru adalah teriakan saat mengarahkan agar pesil masuk ke dalam botol.
Lomba 17 Agustus anti mainstream menjadi salah satu tugas panitia agar suasana semakin meriah dan berkesan. Momen-momen kebersamaan seperti ini sangat baik dilestarikan. Jangan sampai tradisi yang sangat baik ini digerus oleh lomba game online yang saat ini marak berkembang.
Lomba 17 Agustusan sudah selayaknya dimeriahkan oleh berbagai lapisan masyarakat. Dari kalangan akar rumput sampai kalangan istana. Begitu juga www.rajaframe.com turut memeriahkan momen hari kemerdekaan Indonesia.