Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati peristiwa besar yang menjadi tonggak penting dalam sejarah kenabian, yakni Isra Mikraj. Pada tahun 2026, peringatan Isra Mikraj kembali menjadi momen refleksi bagi umat Islam untuk merenungkan makna perjalanan agung Nabi Muhammad S.A.W. dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina (Isra), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mikraj).
Namun, di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan didominasi oleh teknologi, bagaimana relevansi Isra Mikraj dapat diterapkan dalam kehidupan kita hari ini?
Peristiwa Isra Mikraj terjadi pada tahun ke-10 kenabian, dikenal juga sebagai ‘Amul Huzn (Tahun Kesedihan), karena Nabi Muhammad S.A.W. kehilangan dua pendukung terbesarnya: istri tercinta, Khadijah R.A., dan pamannya, Abu Thalib. Dalam kondisi sedih dan penuh tekanan, Allah SWT memberikan hiburan dan penguatan spiritual kepada Rasulullah melalui perjalanan agung ini.
Isra Mikraj bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual luar biasa yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT, memperkuat keimanan Nabi, dan menjadi bukti kenabian yang agung.
Di malam itu, Nabi Muhammad S.A.W. diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dengan kendaraan langit yang disebut Buraq, dan kemudian dinaikkan ke tujuh lapis langit, bertemu para nabi, hingga menerima langsung perintah shalat lima waktu dari Allah SWT.
Hal terpenting dari peristiwa Mikraj adalah shalat lima waktu. Inilah ibadah yang tidak diperintahkan di bumi, melainkan langsung di langit tertinggi. Ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim.
Dalam konteks tahun 2026, saat banyak orang dilanda kesibukan, stres, dan kehilangan arah hidup karena tekanan digital, shalat menjadi penopang spiritual yang sangat penting. Shalat bukan sekadar ritual, melainkan sarana komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya, yang menghadirkan ketenangan batin dan kekuatan jiwa.
Isra Mikraj sebagai Inspirasi di Era Modern
Isra Mikraj adalah simbol bahwa dalam situasi sesulit apapun, Allah selalu punya jalan untuk menguatkan hamba-Nya. Di era sekarang, tantangan bukan hanya dalam bentuk fisik atau peperangan, tapi juga peperangan batin: kecemasan, depresi, kehilangan makna hidup, dan dominasi dunia digital yang sering menjauhkan manusia dari nilai spiritual.
Tahun 2026 menjadi momen yang tepat bagi umat Islam untuk menjadikan Isra Mikraj sebagai inspirasi perubahan diri. Beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik, antara lain:
Peringatan Isra Mikraj tahun ini hendaknya tidak hanya menjadi seremoni tahunan atau sekadar ceramah semalam. Umat Islam perlu menjadikan momen ini sebagai tonggak evaluasi diri: sudah sejauh mana kita meneladani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari?
Beberapa cara merayakan Isra Mikraj dengan lebih bermakna di tahun 2026 antara lain:
Isra Mikraj adalah bukti cinta Allah kepada Rasul-Nya dan kepada umat Islam. Di era modern ini, peristiwa tersebut tetap relevan dan penting untuk direnungkan. Tahun 2026 adalah momentum tepat untuk memperbaharui komitmen spiritual kita, memperbaiki kualitas ibadah, serta membumikan nilai-nilai langit dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari perjalanan agung ini dan menjadikannya inspirasi dalam menjalani hidup yang lebih bermakna, lebih dekat kepada Allah, dan lebih mencintai ajaran Nabi Muhammad S.A.W.