
Setiap 5 November, Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) memperingati hari berdirinya sebagai simbol keberanian, dedikasi, dan kontribusi perempuan dalam pertahanan negara. Tahun 2026, peringatan ini bukan sekadar upacara militer atau parade resmi; ia menjadi panggilan untuk menilai sejauh mana masyarakat menghargai peran perempuan dalam dunia militer yang masih didominasi laki-laki.
Sejak berdirinya Kowal pada tahun 1961, perempuan Indonesia telah membuktikan diri mampu menjalankan tugas di Angkatan Laut dengan profesionalisme tinggi. Dari posisi administrasi hingga operasional di lapangan, Kowal tidak hanya mendukung, tetapi juga ikut menentukan strategi dan keberhasilan misi Angkatan Laut. Namun, meskipun kontribusi mereka signifikan, tantangan gender masih terasa nyata. Banyak perempuan menghadapi stereotip, keterbatasan jenjang karier, dan ekspektasi ganda antara profesionalisme militer dan peran domestik tradisional.
Hari Kowal 2026 hadir dengan tema “Perempuan Tangguh, Lautan Maju”, menekankan bahwa kekuatan dan keberanian perempuan adalah bagian penting dari pertahanan negara. Tema ini mengingatkan kita bahwa tanpa dukungan dan pengakuan yang setara, potensi penuh Kowal tidak akan tercapai. Sayangnya, peringatan tahunan kadang hanya menjadi seremonial semata, tanpa diikuti langkah nyata untuk memperbaiki kesejahteraan, kesempatan, dan perlindungan bagi anggota Kowal.
Tantangan perempuan di militer bukan hanya soal akses, tetapi juga representasi. Data terbaru menunjukkan bahwa perempuan masih menjadi minoritas dalam posisi komando Angkatan Laut. Di medan latihan, kapal perang, dan misi operasi, mereka sering harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pengakuan yang setara dengan rekan laki-laki. Hari Kowal 2026 seharusnya menjadi momentum untuk menegaskan bahwa kesetaraan gender bukan sekadar slogan, tetapi keharusan strategis.
Selain itu, Kowal juga menghadapi tantangan sosial dan budaya. Dalam beberapa komunitas, pandangan konservatif masih menempatkan perempuan pada posisi “pendukung” daripada pemimpin. Padahal, Kowal membuktikan bahwa perempuan mampu menghadapi tekanan fisik dan mental setara dengan rekan laki-laki. Mereka juga menunjukkan kemampuan unik, seperti diplomasi, komunikasi, dan manajemen krisis, yang sering menjadi kunci keberhasilan operasi militer. Hari Kowal harus menjadi ajang refleksi bagi masyarakat: apakah kita benar-benar menghargai peran perempuan di lautan, atau hanya bangga pada parade dan seragam yang rapi?
Teknologi dan modernisasi juga membuka peluang baru bagi Kowal. Dengan kapal perang berteknologi tinggi, sistem navigasi canggih, dan operasi militer yang semakin kompleks, Kowal memiliki kesempatan untuk memperluas peran mereka di Angkatan Laut. Namun, hal ini menuntut pelatihan intensif, akses pendidikan militer yang setara, dan kebijakan yang mendukung karier perempuan. Jika langkah-langkah ini tidak diambil, Hari Kowal tetap menjadi simbol, bukan agen perubahan nyata.
Peran Kowal juga meluas di bidang sosial dan kemanusiaan. Dari bencana alam hingga misi penyelamatan, perempuan Angkatan Laut telah menunjukkan kepedulian dan profesionalisme yang luar biasa. Mereka bukan hanya perwakilan gender, tetapi ujung tombak keberhasilan misi kemanusiaan. Peringatan 2026 harus menjadi momentum untuk menyoroti prestasi ini, sekaligus menuntut pengakuan yang layak, baik secara moral maupun material.
Hari Korps Wanita Angkatan Laut 2026 menantang kita untuk menilai: apakah kita memperingati Kowal hanya melalui seremonial, parade, dan pidato resmi, ataukah kita benar-benar mengambil langkah untuk memastikan mereka dihargai, didukung, dan memiliki peluang karier setara? Tanpa pengakuan dan dukungan nyata, peringatan ini akan menjadi ritual simbolik semata, kehilangan makna yang sesungguhnya.
Akhirnya, Kowal bukan hanya soal seragam dan disiplin militer. Mereka adalah simbol keberanian, profesionalisme, dan kesetaraan gender di Angkatan Laut. Hari Kowal 2026 harus menjadi pengingat bahwa menghargai perempuan bukan sekadar memberi pangkat atau seragam, tetapi memberi kesempatan, perlindungan, dan pengakuan penuh atas kontribusi mereka. Pertanyaan provokatif tetap relevan: apakah kita benar-benar menghargai peran perempuan di lautan, atau hanya bangga pada seremonial tahunan yang indah dan formalitas semata?
Dengan refleksi ini, Hari Kowal 2026 bukan hanya perayaan, tetapi panggilan bagi seluruh masyarakat dan institusi militer: untuk menghormati perempuan Angkatan Laut dengan cara yang nyata, bukan hanya simbolik. Karena keberanian mereka bukan hanya untuk dilihat, tetapi untuk diakui dan dijadikan bagian dari kekuatan sejati Angkatan Laut Indonesia.