Inilah Bedanya Sikap Komunitas Vespa Indonesia dan Eropa

Inilah Bedanya Sikap Komunitas Vespa Indonesia dan Eropa

Menurut banyak penggemar otomotif, komunitas Vespa Indonesia memiliki keanggotaan dan basis penggemar yang cukup besar. Karena jumlah anggotanya, mancanegara sudah mendengar berita tentang komunitas Vespa Indonesia. Kekompakan para pecinta Vespa di Indonesia baik 2tak maupun 4tak menambah jumlah komunitas ini. Komunitas Vespa dari seluruh Indonesia selalu menghadiri acara-acara nasional berskala besar di kota manapun. Karena itu, tidak heran jika komunitas Vespa Indonesia terkenal di seluruh dunia karena rasa persatuannya.

Sebagai bukti selanjutnya, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah perhelatan Vespa global. Orang-orang dari seluruh dunia datang ke Indonesia menjadi ajang untuk berkumpul khususnya penggemar sepeda motor yang diproduksi di negara pembuat pizza Italia. Popularitas menanjak ketika booming kabar setelah ditentukan bahwa Indonesia memiliki komunitas Vespa terbesar kedua di dunia, bahwa di bawah negara asalnya Italia, meskipun faktanya Indonesia merupakan komunitas Vespa terbesar kedua di dunia.

Jumlah Pengguna Vespa di Indonesia

Salah satu merek sepeda motor yang paling digemari di Indonesia adalah Vespa. Sekitar 40.000 orang di tanah air saat ini menjadi penggemar Vespa. Pendiri komunitas Indonesian Vespa Day (IVD) ini mengklaim bahwa Indonesia adalah adalah satu pasar Vespa terbesar di dunia. Jumlah peminat Vespa di Indonesia hanya kalah dari negara kelahiran Vespa yaitu Italia. Sekitar 40.000 pengendara Vespa masih rutin mengendarai motor klasik ini. Sejak Vespa hadir di Indonesia pada 1950-an, negara ini memiliki keterikatan yang kuat dengan kendaraan tersebut. Setelah Italia, Indonesia adalah populasi Vespa terbesar kedua di dunia.

Solidaritas Pengguna Vespa

Tidak hanya jumlahnya yang banyak, komunitas Vespa khususnya yang memiliki Vespa klasik juga dikenal memiliki rasa kebersamaan yang kuat. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka tidak mengenal satu sama lain, mereka sering membunyikan klakson untuk memberi salam saat berpapasan di jalan. Pengendara Vespa lainnya hampir pasti akan berhenti untuk menawarkan bantuan atau membantu mendorong motor Vespa yang rusak ke bengkel terdekat untuk melakukan perbaikan. Solidaritas yang tinggi ini diharap juga dimiliki oleh semua pengguna Vespa baik matic maupun klasik.

Semoga semangat persaudaraan ini bisa terus dibawa juga oleh para pengguna vespa matic. Jika Anda menjumpai pengendara Vespa matic lainnya di jalan, cobalah menyapa mereka dengan membunyikan klakson. Lebih jauh lagi, para anggota komunitas Vespa memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang sangat kuat, terbukti dengan jika ada dua pengendara Vespa yang berpapasan atau bertemu akan saling menyapa walaupun belum pernah bertemu sebelumnya. Selanjutnya para pengendara Vespa selalu bersedia untuk menghampiri dan membantu pengendara Vespa lainnya jika melihat mereka di jalan mengalami masalah di tengah jalan. Itulah yang membedakan komunitas Vespa Indonesia dengan komunitas Vespa di negara lain.

Perbedaan Komunitas Vespa Indonesia dan Eropa

Martin Stift, mantan presiden Vespa World Club (2012–2021), berbagi pendapat tentang komunitas Vespa Indonesia dibandingkan dengan komunitas lain, seperti yang ada di Eropa. Stift menegaskan bahwa budaya komunitas Vespa di Indonesia agak sebanding dengan komunitas Vespa di Inggris. Komunitas Vespa di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan komunitas Vespa di Inggris, termasuk budaya dan passion. Di seluruh Eropa, sikap pengendara Vespa dan klub skuter lainnya agak kaku. Mirip dengan Indonesia, mayoritas klub skutik di Inggris lebih ramah satu sama lain. Selain itu, skuter adalah mayoritas dari apa yang kita lihat di sini dimana 99% anggota klub skuter hanya mengendarai Vespa.

Stift juga menekankan rompi yang dikenakan komunitas Vespa Indonesia. Ia mengklaim bahwa hal ini sangat berbeda dengan budaya Vespa di Eropa dan Amerika Serikat. Komunitas Vespa Indonesia suka mengenakan rompi, sementara masyarakat umum di Eropa umumnya tidak suka memakai rompi saat mengendarai Vespa. Stift juga menyoroti proporsi signifikan pengendara wanita yang aktif di komunitas dan pengendaraan Vespa Indonesia. Banyak wanita naik Vespa di Indonesia, yang merupakan fenomena unik. Ada penekanan pada negara-negara berkembang dan negara-negara dengan populasi Muslim yang cukup besar.

Ini adalah alasan lain untuk menekankan bahwa segala sesuatu tidak selalu hitam dan putih. Pria dan wanita bekerja sama dengan baik dalam komunitas Vespa di Indonesia. Konsep orang yang saling membantu itu fantastis. Menurut orang yang memimpin Vespa World Club selama 9 tahun ini, itu kritis. Anda tidak tahu betapa pentingnya mendorong perempuan di Eropa dan Amerika Serikat untuk mendekati orang asing di jalan dan menegaskan keanggotaan komunitas mereka. Jadi, dengan itu, Stift mengatakan banyak hal unik dan luar biasa tentang Indonesia. 

 

Baca Juga