Inilah hal penting yang harus diketahui saat hari raya Nyepi

Inilah hal penting yang harus diketahui saat hari raya Nyepi

Tahun Baru Saka jatuh pada 'Apisan Sasih Kedasa' setelah tilem sanga (bulan mati) pada penanggalan Jawa Kuno. Nyepi merupakan bentuk penyatuan manusia dengan alam. Perayaan Nyepi awalnya diadakan pada tahun 78 M, ketika Tahun Baru Saka diresmikan bersamaan dengan penobatan Raja Kanishka dari dinasti Kushana. Saat hari raya Nyepi tiba, tidak ada aktivitas di Bali seperti hari-hari biasa. Semuanya tampak kosong dan sepi, termasuk layanan publik kecuali rumah sakit. Bahkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga ditutup. Nyepi adalah ajaran Hindu yang menerapkan 4 larangan, atau dalam bahasa Hindu Bali disebut Catur Brata Nyepi atau pantangan yang tidak boleh dilakukan saat proses Nyepi berlangsung.

Amati karya

Saat merayakan Nyepi, Anda tidak diperbolehkan bekerja atau melakukan aktivitas yang berhubungan dengan dunia. Orang dan wisatawan dilarang keluar rumah untuk kegiatan seperti bekerja dan kegiatan lainnya. Tujuannya adalah untuk merefleksikan proses nyepi. Sehingga tercapai keselarasan antara manusia, alam dan Sang Pencipta.

Amati geni

Saat Nyepi, orang dilarang menyalakan api atau lampu pijar. Ini secara simbolis menyiratkan untuk menaklukkan api/nafsu dalam diri sendiri. Nafsu ini harus dikendalikan sepenuhnya. Nafsu adalah iri hati, kesombongan, dan segala pikiran yang tidak baik.

Amati Lelungan

Orang dilarang bepergian sehingga untuk menciptakan suasana hening, diperlukan suasana hening sebagai bahan untuk mengheningkan diri. Karena Nyepi berasal dari kata sepia atau sunyi. Ketika manusia tidak melakukan perjalanan, pada hakekatnya mereka telah melindungi Ibu Pertiwi dari kebisingan aktivitas manusia.

Amati Lelanguan

Masyarakat juga dilarang mendengarkan dan memainkan apapun yang berbau musik. Karena untuk mencapai keadaan hening sangat diperlukan ketenangan. Bumi juga akan bersih dari hal-hal yang mengganggunya. Dan ini bertujuan sebagai bentuk permintaan maaf manusia kepada bumi yang telah melakukan kerusakan alam. Ini juga berarti bahwa orang dilarang bersenang-senang selama proses Nyepi. Mengorbankan kesenangan demi pemusatan pikiran kepada Sang Hyang Widhi. Jika manusia larut dalam kesenangan maka manusia akan melupakan hakikat tujuan hidupnya di bumi. Proses isolasi dilakukan selama 24 jam nonstop.

Dapat disimpulkan bahwa Nyepi harus Amati gebigeni (tidak ada api/tidak menggunakan dan/atau menyalakan api), Amati karya (tidak bekerja), Amati lelungan (tidak bepergian) dan Amati lelanguan (tidak mendengarkan musik/lagu). Karena tidak diperbolehkan menyalakan api, kompor atau listrik, banyak yang memilih menjalani Catur Brata Penyepian dengan berpuasa.

Nasihat untuk "tidak menyalakan api" juga diartikan sebagai tidak "menyala" dalam kemarahan atau kebencian terhadap orang lain atau diri sendiri. Karena itulah ketika melakukan Nyepi, umat Hindu akan lebih banyak berdiam diri, merenung, berdoa, beribadah atau melakukan meditasi. Isolasi biasanya dilakukan dari jam 6 pagi sampai jam 6 lagi keesokan harinya. Namun ada juga yang mulai melakukannya pada tengah malam atau tepat setelah hari raya Nyepi.

Tujuan nyepi

Nyepi sebenarnya adalah upaya untuk memberikan ruang yang tenang dan memulai kedamaian dari diri sendiri. Dalam diri sendiri, pikiran dan tindakan terkadang membuat hati gelisah. Prinsip dalam agama Hindu, jika ingin mengubah dunia misalnya, maka mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu. Nyepi sebenarnya juga memiliki tujuan untuk membersihkan alam semesta yang telah memberikan begitu banyak kepada manusia. Nyepi adalah saat manusia memberikan 'hadiah' berupa istirahat 24 jam untuk bumi, udara, air, api, seluruh alam semesta. Di Bali misalnya, tidak ada kendaraan yang digunakan saat Nyepi. Hasilnya tidak ada asap knalpot selama 24 jam dan udara sangat bersih. Belum lagi jika kita hitung berapa banyak bensin atau tenaga listrik yang dihemat dalam sehari dan masih banyak lagi manfaat lainnya bagi alam.

Upacara atau ritual yang di lakukan saat Nyepi

Melasti

Upacara Melasti merupakan ritual penyucian diri dan lingkungan. Upacara ini dapat diartikan sebagai membersihkan kotoran alam dengan menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai sumber tirta atau air hidup.

Tawur Agung

Upacara keagamaan lain yang bisa Anda saksikan adalah tawur agung sanga. Tawur memiliki arti mengembalikan esensi alam yang telah dimanfaatkan oleh manusia. Esensi alami dikembalikan melalui upacara ini yang dipersembahkan kepada Butha. Hal ini bertujuan agar Butha tidak mengganggu manusia agar dapat hidup rukun.

Pengrupukan

Pengrupukan adalah upacara yang dilakukan untuk mengusir Butha atau segala hal buruk yang dilakukan saat senja di sekitar tempat tinggal.

Nyepi

Sesuai dengan namanya, Nyepi berarti tidak melakukan apa-apa dengan tujuan untuk merenung dan menenangkan diri di tahun baru

Berkumpul dengan keluarga

Bagi yang tidak merayakan Nyepi, bisa memanfaatkan momen ini untuk lebih dekat dengan keluarga atau teman. Berkumpul bersama dan melupakan pekerjaan dan media sosial adalah pilihan yang tepat untuk mengisi hari. Apalagi, internet di Bali juga akan terputus saat Nyepi. Penghentian layanan internet ini diharapkan dapat mendukung kekhidmatan umat Hindu di Bali dalam menjalankan ibadahnya

Melihat Bintang

Saat Nyepi, hal yang tidak boleh Anda lewatkan adalah melihat bintang-bintang indah bertebaran di langit Bali. Karena lampu dari gedung, jalan, dan lampu lainnya padam, bintang-bintang terlihat jelas. Seperti diketahui, cahaya dari lampu di malam hari mengurangi kemampuan kita untuk melihat keindahan malam. Hal ini membuat kita tidak dapat melihat bintang-bintang di langit.

Ngembak geni dan omed omedan

Prosesi Nyepi akan diakhiri dengan dua upacara yaitu ngembak geni dan omed-omedan keesokan harinya. Selama ngembak geni, umat Hindu akan  bersilaturahmi sebagai bentuk permintaan maaf jika ada kesalahan yang telah di buat  Lalu ada omed-omedan, sebuah upacara yang sudah turun temurun dan menarik banyak wisatawan

Baca Juga