Tips Mengelola Komunitas agar Tetap Solid

Tips Mengelola Komunitas agar Tetap Solid

Apakah Anda menjadi anggota sebuah komunitas?  Suatu komunitas terbentuk biasanya karena suatu hobi atau minat yang sama. Misalnya komunitas pecinta burung love bird, komunitas orang Indonesia di tanah rantau, dll. Jika menjadi ketua atau pengurus maka biasanya lebih memusingkan karena harus mencari tips mengelola komunitas agar minim perpecahan.

Mengelola komunitas sebenarnya adalah sebuah kecakapan, karena Anda dituntut untuk bergaul dengan akrab ke tiap anggota dan menyatukan mereka dalam wadah yang sama. Masalahnya, tiap anggota punya kepribadian yang berbeda-beda dan jika perbedaan itu selalu dipermasalahkan, akan membuat gesekan yang mengerikan. Anda pasti tak mau ada permusuhan antar anggota komunitas.

6 Tips Mengelola Komunitas agar Tidak Ada Perpecahan

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar komunitas tetap langgeng dan tidak berujung perpisahan antar anggotanya:

1. Bersikap Adil Kepada Tiap Anggota Komunitas

Saat menjadi ketua atau pengurus komunitas, maka harus adil dalam mengurus dan menangani tiap anggota. Keadilan adalah intinya sehingga komunitas bisa solid dan tidak akan pernah bubar. Semua anggota bisa merasakan bahwa Anda sebagai pengurus bertindak adil, misalnya dengan memberikan kaos komunitas yang sama, fasilitas yang sama, dll.

Berbeda jika pengurus hanya perhatian kepada beberapa anggota atau malah hanya mengurusi pengurusnya saja, tetapi yang lain dicuekin. Jika ini yang terjadi maka komunitas bisa bubrah karena anggotanya merasa dianaktirikan. Jangan pernah bertindak tidak adil karena tiap anggota memiliki hak yang sama.

2. Sering Berkumpul Meski di Luar Jadwal Rutin

Tips mengelola komunitas yang kedua adalah sering-sering berkumpul meski bukan jadwal pertemuan. Misalnya Anda menjadi pengurus komunitas pecinta mobil VW dan pertemuan resminya tiap malam minggu. Namun misalnya ada waktu luang seperti hari selasa atau kamis, ajak saja anggota lain untuk sekadar nongkrong di warung kopi atau STMJ.

Mengapa wajib sering-sering bertemu? Pertama, komunitas akan lebih solid jika anggotanya sering ngobrol dan sharing. Kedua, tidak semua anggota bisa datang ke hari pertemuan resmi. Jadi di luar jadwal tersebut, ia masih bisa datang dan menunjukkan keakrabannya.

3. Mengadakan Bakti Sosial

Sebuah komunitas yang terbentuk karena memiliki satu minat atau hobi, sangat menjamur belakangan ini. Namun alangkah baiknya komunitas ini tidak hanya kumpul-kumpul sambil ngobrol ngalor-ngidul. Jika ada banyak orang, mengapa tidak memanfaatkannya untuk mengadakan acara berbagi alias bakti sosial?

Jika suatu komunitas mengadakan acara amal maka para anggotanya bisa menyumbang uang seikhlasnya, lalu menyumbangkannya ke rumah yatim piatu atau yayasan lain yang mengurus fakir dan miskin. Bisa juga uangnya dirupakan beras dan jenis sembako (sembilan bahan pokok) lain. Ketika tiap anggota bekerja sama maka komunitasnya akan makin kompak.

4. Kontak Terus di Sosial Media

Sudahkah para pengurus aktif di sosial media milik komunitas? Anda bisa mencoba tips mengelola komunitas yang satu ini. Sosial media amat penting untuk menaikkan nilai branding dan mempopulerkan komunitas yang Anda urus. Para anggotanya juga bangga mengaku jadi anggota komunitas tersebut.

Jika para pengurus dan anggota berkontak terus via sosial media maka akan sering berinteraksi sehingga saling memahami, walau tidak terlalu sering bertemu secara langsung. Komunikasi adalah inti dari hubungan antar manusia yang sangat baik. Di era internet seperti saat ini, maka pola komunikasinya bisa melalui sosial media.

5. Bersikap Tegas Ketika ada Anggota yang Melakukan Pelanggaran Fatal

Bagaimana jika ada satu atau beberapa anggota yang melakukan pelanggaran fatal, misalnya mencuri uang kas atau sengaja memancing perkelahian? Di sini pengurus komunitas harus bertindak sangat tegas. Ketika ada anggota yang error maka wajib untuk dikeluarkan dan langsung di-blacklist agar tidak mencoreng nama komunitas.

Sikap tegas harus ditunjukkan agar pengurus tidak terkesan melindungi anggota tertentu alias lebih pilih kasih. Jika ada yang melakukan pelanggaran, walau ia berstatus pengurus komunitas, maka wajib ditegur dan ditindak keras. Apalagi jika pelanggarannya fatal seperti pencurian atau perkelahian yang menyebabkan luka—luka, kasusnya harus diserahkan ke pihak berwajib.

6. Pengurus Mau Diberi Kritik dan Saran

Tips mengelola komunitas yang terakhir adalah para pengurus mau diberi saran, karena komunitas akan terus maju ketika ada anggotanya yang memberi masukan. Saran amat baik karena menunjukkan perhatian dari anggotanya. Jangan malah marah ketika diberi masukan, karena justru akan lebih membuat komunitas Anda makin solid.

Kritik dan saran bagai pil yang rasanya amat pahit di mulut, tetapi berkhasiat dan mampu menyehatkan komunitas secara keseluruhan. Jika ada kritik dari anggota bukan berarti ia benci, justru karena rasa cinta yang amat besar, ia memberi kritik agar komunitas kesayangannya akan lebih maju. Ia juga memberi saran agar para pengurus lebih semangat lagi dalam mengayomi komunitas.

Dalam mengurus sebuah komunitas, maka ketua dan pengurus lain akan bekerja keras demi solidnya keadaan. Mereka menjaga agar komunitas ini tetap utuh dengan bergaul dekat dengan semua anggotanya, tanpa pandang bulu atau melihat background pendidikannya. Kekompakan akan selalu ada ketika pengurus mau bergaul juga di sosial media dan mengadakan acara bakti sosial.

Apakah Anda ingin agar tampilan sosial media menjadi lebih apik maka bisa mengubah tampilan foto profil dengan frame sesuai dengan komunitas dan visi serta misinya. Nanti seluruh anggota juga melakukan hal yang sama dan meng-uploadnya dengan bangga di sosial media. Dapatkan frame istimewa tersebut hanya di Rajaframe.com dan ada banyak pilihan warna dan tampilan sesuai dengan image komunitas.

Baca Juga