Peningkatan Skills Lewat Jalur Pendidikan Non Formal

Peningkatan Skills Lewat Jalur Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang diadakan untuk melengkapi kehadiran pendidikan formal yang ada dan diakui resmi oleh pemerintah. Kehadiran lembaga di luar pendidikan formal merupakan salah satu keniscayaan.

Dimana tidak semua peran dapat diambil secara mandiri oleh pendidikan formal karena berbagai keterbatasan yang ada. Dari segi finansial, tempat, sarana dan berbagai kendala lainnya yang timbul dalam pelaksanaan di lapangan. 

Pendidikan non formal di berbagai tempat mendapatkan reaksi yang cukup baik dari berbagai kalangan masyarakat. Lembaga ini hadir disebabkan oleh kebutuhan akan keahlian namun pada waktu,tempat, dan biaya yang lebih fleksibel. 

Menjamurnya berbagai pendidikan non formal di Indonesia juga dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut:

  • Orang tua dengan kesibukannya yang luar biasa di kantor dan terkendala menemani anak belajar. 
  • Orang tua maupun anak sekolah tentunya menginginkan nilai bagus di sekolah formal. Namun keterbatasan waktu di sekolah, belum lagi banyaknya siswa menyebabkan para guru di sekolah tentunya tidak mudah mengalokasikan lebih banyak waktu.  
  • Waktu khusus untuk anak-anak yang tidak begitu cepat menerima materi yang diberikan di sekolah sudah pasti membuat guru kelabakan. Guru dituntut untuk menyelesaikan begitu banyak materi dalam waktu yang singkat.
  • Kebutuhan akan skills yang mendukung pekerjaan di kantor maupun keterampilan lainnya. Jika pada pendidikan formal umumnya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pada lembaga pendidikan non formal keahlian bisa didapat dalam waktu yang lebih singkat.

Contoh Pendidikan Non Formal Di Indonesia

Di bawah ini adala beberapa lembaga non formal yang hadir di tengah-tengah masyarakat kita yang majemuk. 

1. TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an)

Bagi anak usia dini, TPA sangat membantu mereka untuk bersosialisasi dan belajar ilmu-ilmu dasar agama. Kehadiran TPA memang terlihat perannya yang signifikan dalam membangun dasar beragama selanjutnya. 

2. Kelompok Bermain (KB)

Umumnya KB ini setingkat dengan TK dan atau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). KB ini umum pesertanya. Sementara TPA memang mengkhususkan diri untuk yang beragama Islam.

3. Taman Kanak-Kanak (TK)

Sebelum masuk SD, banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Taman Kanak-Kanak. Sebagian beranggapan bahwa anak-anak akan lebih siap menjalani dunia sekolah nanti. 

4. Majelis Taklim

Dalam bidang agama, kehadiran majelis taklim ternyata cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan mengaji dan mengkaji agama. Hadirnya majelis taklim dengan waktu yang lebih fleksibel dan tidak menyita terlalu banyak waktu membawa angin segar bagi pembinaan akhlak.

5. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Lembaga ini telah diakui oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan keahlian calon tenaga kerja profesional. PKBM adalah salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan. Biayanya yang terjangkau ditambah kualitasnya yang tidak diragukan dan ijazah yang juga diakui oleh dunia kerja. 

6. Kelompok Belajar

Kehadiran kelompok belajar sebagai pendidikan non formal di Indonesia sesuai dengan peminatan maupun kebutuhan. Sesungguhnya diakui dapat membantu meningkatkan keahlian masyarakat di bidang yang  dipilih. 

7. Lembaga Kursus dan Pelatihan

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pendidikan non formal seperti lembaga kursus di Indonesia memang melengkapi hadirnya pendidikan formal. Dalam hal ini, lembaga kursus dan pelatihan memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. 

Untuk warga masyarakat yang tidak memiliki cukup waktu jenis pendidikan non formal yang sesuai bisa dipilih untuk meningkatkan keahlian pada pendidikan non formal. Bukan itu saja, pada banyak lembaga non formal, ijazah yang dikeluarkan juga dapat diterima di tempat kerja. 

Keahlian yang dibutuhkan seringkali juga bukan untuk keperluan pekerjaan di ranah publik. Misalnya keahlian memasak. Tidak semua yang mengikuti lembaga pelatihan dalam bidang kuliner, membutuhkannya untuk karirnya.

Ada yang hanya sekedar hobi. Ada juga yang ingin agar keluarganya menikmati masakan yang dibuat oleh sang ibu untuk suami dan anak-anak. Jika keluarga makan dengan lahap, tentunya hal itu akan menjadi kebanggan seorang ratu rumah tangga. Begitupun urusan jahit menjahit. Seorang ibu layaknya bisa keahlian ini meski tidak harus semahir para ahli. 

Lain lagi halnya dengan para kepala keluarga. Mengikuti kursus maupun lembaga non formal tidak jarang untuk melengkapi perannya sebagai pelindung keluarga. Keahlian yang dibutuhkan kaum pria seperti urusan pertukangan sederhana dan elektronik sederhana. Pria akan terlihat lebih hebat dan berwibawa jika memiliki keahlian ini. 

Di sini bukan soal ada atau tidaknya budget untuk meamnggil tukan ledeng, tukang service, dan lainnya. Namun ini lebih kepada menyiapkan diri bila suatu saat keadaan tidak menguntungkan dari segi finansial. Pendidikan non formal juga dapat mendidik perilaku mandiri pada anak-anak dan keahlian dasar untuk survive. 

Apabila sejak kecil anak sudah terbiasa melihat kedua orang tuanya tidak terampil, tentu  hal itu akan jadi patokan mereka di masa depan. Kita tidak pernah tahu nasib apa yang akan menimpa mereka. Belum tentu selama hidup mereka kondisi keuangan akan mendukung mereka dengan mudah membayar jasa orang lain untuk mengerjakan segala sesuatunya. 

Pendidikan non formal juga didukung oleh www.rajaframe.com. Para anggota dapat memilih frame yang disediakan di laman ini untuk menyatakan identitas diri. 

Pendidikan non formal jelas sekali sangat mendukung kehadiran jalur pendidikan formal yang ada. Itulah mengapa, seiring dengan meningkat pesatnya dunia online di ranah pendidikan, semakin berlomba pula para pengelola lembaga non formal dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas, berbiaya terjangkau, dan waktu yang lebih fleksibel. 

Baca Juga