Social Media Presence membuat masyarakat luas menyadari keberadaan bisnis, usaha atau lembaga melalui sosial media. Lembaga dapat membuat dirinya dikenal dengan membentuk persepsi publik yang positif. Melalui berbagai posting sosmed, membuat lomba dan berbagai aktivitas lainnya.
Besar – kecilnya keberadaan lembaga bisa dilihat berapa aktif sosial media yang mereka miliki. Merk atau nama lembaga bukan hanya tersebar luas tapi juga dinilai positif. Berikut adalah beberapa cara yang bisa lembaga pilih untuk menerapkan social media presence yang besar dari sebuah lembaga.
Ada lima hal yang harus ada pada sosial media suatu lembaga agar kesuksesannya bisa diukur. Kelima hal tersebut termasuk Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (mudah dicapai), Relevant (relevansi), dan Time-bound (dibatasi waktu).
Inti dari teori tersebut adalah bila lembaga ingin sukses, mereka harus memiliki tujuan spesifik yang bisa diukur dan mudah dicapai. Selain itu, rencana harus relevan dengan lembaga dan juga memiliki batasan waktu sehingga dapat mencapai kepopuleran dalam kurun waktu tertentu.
Social media presence berarti memakai media yang pas sesuai dengan lembaga. Hal ini berarti platform yang tepat sesuai dengan target dari lembaga. Misalkan, lembaga dengan target pengguna remaja akan disarankan untuk memakai platform Instagram atau Tiktok.
Lembaga politik akan diarahkan untuk memakai Twitter atau Instagram. Jadi, tiap platform memiliki kecenderungan usia pasar yang tentu perlu dipilih secara tepat. Lembaga Anda bisa memiliki akun sosial di beberapa platform. Tapi yang akan benar – benar mendukung lembaga Anda adalah yang benar – benar sesuai dengan target audience.
Keberadaan lembaga yang memaksimalkan media sosial perlu dilakukan sesuai platform yang dipilih. Penyampaian dan pesan juga penting agar tepat sesuai dengan platform yang dipakai. Twitter memiliki keterbatasan jumlah kata – kata yang bisa digunakan.
Instagram memfokuskan pada tampilan, foto dan gambar. Facebook, Tiktok dan Youtube memiliki bentuk pesan dan penyampaian yang berbeda. Kalau lembaga ingin sosialisasi branding tepat, perhatikan baik penyampaian dan pesan sesuai antara visi lembaga dan platform yang digunakannya.
Ada banyak lembaga, usaha dan lain sebagainya memakai sosial media untuk mensosialisasikan keberadaannya. Apa yang membuat suatu lembaga mudah dikenali adalah citra yang memiliki kepribadian. Anda harus menarik perhatian dan menonjol dibanding lembaga lain yang sama – sama memakai sosial media.
Dalam ilmu komunikasi dibutuhkan waktu 7 detik untuk orang memilih untuk memperhatikan sesuatu yang menarik perhatiannya. Lembaga perlu memastikan kalau postingnya menarik perhatian karena memiliki relevansi dengan target yang diinginkan.
Membuat akun media sosial berarti memakainya secara optimal. Anda perlu memikirkan bagaimana caranya bisa upload posting secara konsisten. Anda bisa membuat jadwal, mengkoneksikan satu platform medsos dengan platform lainnya. Selain itu, Anda bisa membuat pengingat untuk memastikan bisa upload dengan jangka waktu yang tepat.
Anda bisa memakai jasa layanan pihak ketiga bila menginginkan penanganan profesional. Tapi, kalau ada anggota lembaga yang bisa menanganinya, tentu hal ini bisa Anda lakukan sendiri. Anda bisa memfokuskan diri untuk konsistensi dan kemudian memoles pesan sehingga dengan berjalannya waktu, pesan semakin terarah dan juga sejalan dengan citra yang diinginkan.
Hal terpenting dalam membangun social media presence adalah mengupload konten yang bisa jadi bahan komunikasi antara anggota lembaga dan juga pihak lainnya. Dengan demikian, orang akan mengikuti bukan karena nama besar lembaga saja, tapi juga nilai dan visi yang dibicarakannya.
Hal ini meminimalisir kemungkinan pengikut akun media sosial lembaga hanya sebagai pengikut saja. Mereka juga akan tertarik untuk berpartisipasi aktif karena merasakan ada keterikatan yang tidak langsung. Hal ini tentu perlu senantiasa dibina dan dipupuk melalui komunikasi yang terus – menerus.
Memang sosial media dapat dipakai sebagai bagian dari marketing. Itulah sebabnya ada yang namanya social media marketing. Tapi Anda bisa berlaku lebih dari sekedar memasarkan atau mempromosikan keberadaan lembaga dan juga aktifitas atau produknya.
Lembaga dapat membantu masalah yang dihadapi target market. Melihat akun medsos dan memberikan respon positif baik dari content marketing atau secara nyata. Cara ini akan sangat berpengaruh untuk menyatakan keberadaan lembaga dengan memakai sosial media.
Misalkan Anda tergabung pada lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan. Kalau konten media sosial Anda selalu berbicara tentang pendidikan maka hal tersebut bisa jadi membosankan. Cobalah untuk mengaitkan hal – hal yang berhubungan dengan lembaga dengan tema lainnya.
Misalkan pendidikan dengan hiburan atau opsi lainnya. Pesan yang seru dan trending bisa berarti Anda membuat konten yang benar – benar menarik perhatian. Memakai topik yang sedang populer juga bisa memberikan kesan kalau lembaga Anda selalu up to date dengan bahasa kekinian.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memastikan lembaga memiliki social media presence yang kuat. Hal yang paling utama adalah penyampaian yang tepat sesuai dengan identitas lembaga dan medsos yang digunakan. Salah satu caranya adalah dengan memastikan tampilan yang seragam yang memberikan kesan kuat.
Lembaga dapat memiliki frame foto dan posting dengan memakai jasa www.rajaframe.com. Layanannya memastikan tiap klien memiliki ciri khas yang tepat sesuai dengan merk yang dimilikinya. Jadi, lembaga bisa mensosialisasikan keberadaannya dan menjangkau target audience yang pas sesuai dengan kebutuhannya.