Dari 1 Juni 1945 ke 1 Juni 2026: Menjaga Api Pancasila Tetap Menyala di Tengah Perubahan Zaman

Dari 1 Juni 1945 ke 1 Juni 2026: Menjaga Api Pancasila Tetap Menyala di Tengah Perubahan Zaman

1 Juni 1945: Titik Awal Lahirnya Pancasila

Tanggal 1 Juni 1945 tercatat sebagai momen bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pada hari itu, Ir. Soekarno, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), menyampaikan pidato monumental yang kemudian dikenal dengan nama “Lahirnya Pancasila”.

Dalam pidatonya, Soekarno mengusulkan lima prinsip dasar yang kelak menjadi ideologi bangsa Indonesia, yaitu:

  1. Kebangsaan Indonesia
  2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
  3. Mufakat atau Demokrasi
  4. Kesejahteraan Sosial
  5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Lima dasar inilah yang kemudian dikenal sebagai Pancasila, dan menjadi fondasi negara Republik Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945. Sejak 1 Juni 2016, pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.

Pancasila: Bukan Sekadar Simbol, Tapi Arah Hidup Berbangsa

Pancasila bukan hanya dokumen historis. Ia adalah ideologi hidup bangsa Indonesia, yang menjadi dasar negara, panduan berpikir, dan semangat dalam membangun persatuan di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan golongan.

Setiap sila dalam Pancasila membawa makna mendalam:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan pentingnya kehidupan spiritual dan toleransi antarumat beragama.
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab mengingatkan bahwa nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi dalam kehidupan sosial.
  • Persatuan Indonesia menekankan bahwa keutuhan bangsa lebih utama dari kepentingan kelompok.
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mencerminkan semangat demokrasi Indonesia.
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah cita-cita bersama untuk kemakmuran yang merata.

Menuju 1 Juni 2026: Refleksi dan Tantangan Pancasila Hari Ini

Kini, saat kita menyongsong Hari Lahir Pancasila tahun 2026, pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah:

Apakah Pancasila masih menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial?

Jawabannya tentu ya, tetapi tidak tanpa tantangan.

Tantangan Pancasila di Era Digital:

  • Polarisasi sosial dan politik: Media sosial sering menjadi medan pertempuran opini yang memperuncing perbedaan.
  • Meningkatnya intoleransi: Masih ada kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian atas nama agama atau ideologi.
  • Ketimpangan ekonomi: Keadilan sosial belum sepenuhnya terwujud di semua lapisan masyarakat.
  • Krisis nilai pada generasi muda: Arus budaya luar seringkali lebih dominan daripada nilai-nilai luhur bangsa.

Peluang untuk Menghidupkan Kembali Pancasila:

  • Pendidikan karakter di sekolah dan keluarga, agar generasi muda memahami nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebagai hafalan, tetapi sebagai panduan hidup.
  • Digitalisasi konten positif tentang Pancasila, termasuk literasi media dan kampanye toleransi.
  • Pemimpin yang memberi teladan, baik di pemerintahan, lembaga, maupun komunitas, agar nilai-nilai Pancasila tercermin dalam kebijakan dan tindakan nyata.

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Salah satu kekuatan Pancasila adalah sifatnya yang dinamis dan terbuka. Ia bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Inilah yang membedakannya dari ideologi-ideologi tertutup lain di dunia.

Pancasila tetap relevan untuk menghadapi tantangan dunia modern seperti:

  • Artificial Intelligence & disrupsi teknologi
  • Krisis lingkungan dan perubahan iklim
  • Perubahan tatanan geopolitik global
  • Tantangan identitas dan nasionalisme dalam dunia yang makin terbuka

Dengan semangat gotong royong, kebersamaan, dan musyawarah, Pancasila bisa menjadi kompas moral dan sosial dalam menghadapi era transformasi yang cepat ini.

Menyalakan Kembali Api Pancasila

1 Juni 1945 adalah tonggak sejarah. Namun 1 Juni 2026 harus menjadi momen reflektif sekaligus aksi nyata. Pancasila tidak boleh berhenti sebagai simbol upacara atau kutipan pidato. Ia harus hidup dalam pikiran, hati, dan tindakan sehari-hari.

Pancasila adalah milik seluruh rakyat Indonesia  bukan milik golongan tertentu. Ia adalah perekat, penuntun, dan pengingat bahwa Indonesia dibangun atas dasar perbedaan yang disatukan oleh nilai-nilai luhur.

Mari kita jaga, rawat, dan wariskan api Pancasila untuk generasi berikutnya. Karena di tengah dunia yang terus berubah, Pancasila adalah jangkar identitas dan harapan bangsa.

Selamat Hari Lahir Pancasila — 1 Juni 1945 – 1 Juni 2026
🇮🇩 "Gotong Royong, Persatuan, dan Keadilan Sosial Harus Tetap Hidup di Setiap Langkah Kita."

Baca Juga