Terkadang sebagian orang sedikit lupa tata cara sholat Idul Fitri karena hanya dilaksanakan satu kali setiap tahunnya. Cara sholat Idul Fitri secara berjamaah dan secara sendiri hanya sedikit perbedaanya, yaitu dalam niat sholat dan beberapa sunnah lainnya yang hanya ada dalam sholat berjamaah dan tidak ada jika sholat sendiri.
Meskipun sholat ied boleh dilaksanakan sendiri, tetapi lebih diutamakan dilakukan secara berjamaah jika tidak ada halangan. Pahala yang didapatkan akan lebih besar keutamaannya untuk berjamaah dan ada kebaikan lainnya yang bisa dilakukan jika melaksanakan secara berjamaah.
Sebelum dilaksanakan sholat ied, takbir tetap dikumandangkan dan dilaksanakan tanpa ada azan dan iqomat. Setelah tidak lagi ada suara takbir dan imam menyerukan untuk sholat ied, maka dimulai tata cara sholat Idul Fitri berikut ini.
Saat akan takbir, Anda mengucapkan lafadz niat sholat Idul Fitri yang berbunyi “Usholli sunnatan ‘idil fitri rok’ataini ustaqbilal qiblati ada-an imaaman/makmuman lillahi ta’ala.”
Lalu pada saat bersamaan dengan takbir, Anda mengucapkan kembali niat tersebut dalam hati. Biasanya orang Indonesia akan mengucapkan niat dalam hati ini dengan bahasa Indonesia. Arti dari niat tersebut yaitu “Aku sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat menjadi imam/makmum karena Allah Ta’ala.”
Membaca doa iftitah dalam sholat adalah sunah. Dalam sholat Idul Fitri, ada beberapa imam yang tetap membacanya dan adapula yang tidak membacanya. Sehingga biasanya imam langsung membaca bacaan berikutnya.
Pada tata cara sholat Idul Fitri, takbiratul ikhram dilakukan sebanyak 7 kali di rakaat pertama dan 5 kali di rakaat kedua. Bilangan takbiratul ikhram dihitung dari takbir pertama bersamaan dengan niat. Lalu, pada rakaat kedua takbiratul ikhram dimulai setelah bangun dari sujud.
Pada bagian takbiratul ikhram ini, ada jeda setiap sela-sela takbiratul ikhram yang diisi oleh zikir yang bacaannya seperti berikut ini, “Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adzim.”
Setelah selesai takbiratul ikhram dan bacaan dzikir, dilanjut dengan membaca surah Al Fatihah. Pembacaan surat Al Fatihah ini bersifat wajib dalam tata cara sholat Idul Fitri dan akan menjadi tidak sah sholatnya jika tidak dibaca. Meskipun menjadi makmum saat berjamaah, surah Al Fatihah harus tetap dibaca.
Setelah Al Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat pendek lainnya yang ada dalam Al Quran. Namun, jika menjadi makmum, Anda diperbolehkan tidak membacanya, tetapi diganti dengan mendengarkan dan menyimak ayat Al Quran yang sedang dibacakan oleh imam.
Sebenarnya surat yang dibacakan boleh apa saja, tetapi dianjurkan membaca surat Al ‘Ala untuk rakaat pertama. Pada rakaat kedua dianjurkan surat pendek yang dibaca yaitu surat Al Ghasyiyah.
Setelah sujud kedua di rakaat pertama, Anda kembali berdiri untuk lanjut ke rakaat kedua. Di rakaat kedua ini dilaksanakan takbir sebanyak 5 kali yang diselang oleh bacaan dzikir subhanallah seperti di rakaat pertama. Selanjutnya melakukan tata cara sholat Idul Fitri seperti di rakaat pertama hingga sujud kedua.
Bagian khutbah ini harus didengarkan jika menjadi makmum dan memberikan khutbah jika menjadi imam. Khutbah ini disunahkan jika sholat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah. Jika sholat munfarid atau sendiri maka khutbah tidak perlu dilakukan.
Tata cara sholat Idul Fitri secara mandiri hampir sama dengan berjamaah, hanya berbeda pada niat dan anjuran dalam membaca surat pendek. Berikut ini niat sholat Idul Fitri jika dilakukan sendiri.
Usholli sunnatan li’idil fitri rak’ataini mustaqbilal qiblati ada-an lillahi ta’ala.
Arti dalam Bahasa Indonesia untuk diucapkan dalam hati, yaitu “Aku berniat sembahyang sholat sunah Idul Fitri dua rakaat menghadap ke kiblat karena Allah Ta’ala.”
Lalu perbedaan selanjutnya terdapat pada pembacaan surat pendek. Jika bermakmum Anda diperbolehkan hanya menyimak bacaan imam tanpa ikut membaca surat pendek, saat melakukan sholat Idul Fitri sendirian sangat dianjurkan untuk membaca surat pendek setelah membaca surat Al Fatihah. Setelah membaca doa, tidak perlu melakukan khutbah.
Itulah tata cara sholat Idul Fitri secara berjamaah dan secara mandiri. Jika bisa diusahakan untuk berjamaah, sebaiknya dilakukan secara berjamaah agar Anda dapat mengikuti imam sehingga pelaksanaannya pun terasa lebih mudah.