
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Pada malam yang penuh cahaya itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian Mi’raj, naik ke langit untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini bukan sekadar mukjizat fisik, tetapi juga simbol spiritual yang sarat makna bagi setiap Muslim, mengajarkan tentang ketaatan, kesabaran, dan penguatan iman.
Tahun 2026, Isra Mi’raj jatuh pada 28 Februari, menjadi momen refleksi bagi umat Islam di seluruh dunia. Di tengah kehidupan modern yang sibuk, peringatan Isra Mi’raj mengingatkan kita untuk meneguhkan iman, menata hati, dan meneladani Rasulullah SAW.
Isra, perjalanan dari Makkah ke Yerusalem, bukan hanya perjalanan fisik tetapi juga perjalanan spiritual. Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepada umat bahwa jarak dan rintangan bukan penghalang bagi tekad yang tulus dalam menunaikan perintah Allah.
Perjalanan ini mengingatkan kita bahwa dalam hidup, setiap Muslim menghadapi berbagai “perjalanan” yang menuntut kesabaran dan ketekunan. Sama seperti Nabi SAW yang menempuh perjalanan malam itu, kita pun diingatkan untuk tetap istiqamah, meski menghadapi tantangan duniawi.
Mi’raj, kenaikan Nabi ke langit, merupakan momen penguatan spiritual tertinggi. Di sini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu, yang menjadi tiang agama dan dasar kehidupan seorang Muslim.
Makna Mi’raj bagi umat Islam modern sangat relevan. Shalat bukan sekadar rutinitas, tetapi momen komunikasi langsung dengan Allah, tempat hamba menyucikan hati, menenangkan jiwa, dan memperkuat iman. Dalam dunia yang penuh distraksi digital dan tuntutan materi, Mi’raj mengingatkan kita untuk tetap menempatkan Allah di pusat kehidupan.
Isra Mi’raj mengandung banyak pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern:
Ketaatan tanpa kompromi: Nabi Muhammad SAW menaati perintah Allah sepenuhnya, mengajarkan pentingnya disiplin spiritual.
Kesabaran dalam menghadapi ujian: Perjalanan malam dan pertemuan dengan langit merupakan ujian kesabaran dan ketekunan.
Penguatan iman: Peristiwa ini mengajarkan bahwa Allah selalu mendengar doa dan melihat usaha hamba-Nya.
Kebersamaan umat: Peringatan Isra Mi’raj mengajak umat untuk bersatu dalam ibadah dan kebaikan.
Melalui pemahaman hikmah ini, Isra Mi’raj menjadi lebih dari sekadar sejarah, tetapi juga panduan hidup bagi setiap Muslim di era modern.
Di era digital, peringatan Isra Mi’raj juga bisa diwujudkan melalui media sosial, forum, dan platform edukasi. Ini menjadi cara baru untuk menyebarkan pengetahuan dan hikmah Islam kepada generasi muda, yang lebih akrab dengan teknologi.
Misalnya, banyak komunitas Islam menggunakan Twibbon, video edukasi, dan infografik untuk mengenang Isra Mi’raj. Media digital menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, sehingga nilai-nilai Islami tetap relevan di zaman modern.
Isra Mi’raj adalah ajakan bagi setiap Muslim untuk meneladani Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa refleksi praktis yang dapat diambil antara lain:
Menjaga shalat lima waktu sebagai prioritas utama, meski sibuk.
Bersabar menghadapi ujian hidup dengan hati yang tenang.
Menguatkan hubungan dengan Allah melalui doa, dzikir, dan amal baik.
Menyebarkan kebaikan kepada sesama, sebagaimana Nabi SAW menjadi teladan kasih dan keadilan.
Dengan meneladani Rasulullah SAW, setiap Muslim dapat menghadapi tantangan modern dengan iman yang kokoh dan hati yang bersih.
Tahun 2026 menjadi kesempatan untuk menghidupkan kembali hikmah Isra Mi’raj dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam dapat memanfaatkan momen ini untuk merenungkan perjalanan spiritual pribadi, memperbaiki kualitas ibadah, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Di samping itu, peringatan ini juga bisa menjadi sarana mempersatukan keluarga, komunitas, dan masjid dalam kegiatan religius, seperti ceramah, pengajian, atau kajian online. Dengan demikian, Isra Mi’raj tidak hanya dikenang sebagai sejarah, tetapi juga sebagai momentum transformasi iman.
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa jarak, waktu, dan tantangan bukan penghalang bagi mereka yang taat dan ikhlas. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan modern yang sibuk, iman, ketaatan, dan kesabaran harus tetap menjadi pusat kehidupan.
Tahun 2026 menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk meneladani perjalanan Nabi SAW menapaki langit spiritual dalam kehidupan sehari-hari, menjaga shalat, bersabar dalam ujian, dan menyebarkan kasih serta kebaikan kepada sesama.
Dengan memahami dan menghidupi makna Isra Mi’raj, umat Islam tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menguatkan diri dan komunitas agar tetap berada di jalan Allah SWT, menatap langit iman yang tak pernah redup.